Merga Perangin-Angin disebut juga dengan julukan Tambar Malem (selain Sebayang). Tambar Malem
maksudnya disini adalah kepintaran dalam berkata-kata untuk menghibur orang.
Jika ada orang mengalami masalah, Perangin-angin pintar memakai lidahnya untuk
menghibur dan mencari solusi jalan keluarnya. Bersifat moderator dan mediator.
Menurut penuturan Suku Karo, Perangin-angin Cenderung harus dibujuk-bujuk (tami-tami) dan cemburuan. Berani dalam bertindak dan mengungkapkan pendapat. Aktor kawakaan Advent Marga Bangun yang telah memakai lidahnya dalam berkotbah di mimbar gereja. Termasuk perjuangan Kiras Bangun alias Pa Garamata dalam mempertahankan kemerdekaan negeri ini.
Beru Perangin-angin memiliki jiwa ingin tampil. Ada suatu kebanggaan jika dirinya diperhatikan orang. Bersifat menguasai keluarganya sendiri. Kepintarannya dalam meencari muka pada orang tuanya terkadang membuat perselisihan dengan turangnya sendiri.
Menurut penuturan Suku Karo, Perangin-angin Cenderung harus dibujuk-bujuk (tami-tami) dan cemburuan. Berani dalam bertindak dan mengungkapkan pendapat. Aktor kawakaan Advent Marga Bangun yang telah memakai lidahnya dalam berkotbah di mimbar gereja. Termasuk perjuangan Kiras Bangun alias Pa Garamata dalam mempertahankan kemerdekaan negeri ini.
Beru Perangin-angin memiliki jiwa ingin tampil. Ada suatu kebanggaan jika dirinya diperhatikan orang. Bersifat menguasai keluarganya sendiri. Kepintarannya dalam meencari muka pada orang tuanya terkadang membuat perselisihan dengan turangnya sendiri.
Sifat-sifat
merga di atas tidak bisa menjadi tolaak ukur bagi kita untuk menyimpulkan sifat
seseorang dari merganya. Perkembangan jaman, kehidupan sosial dan perkawinan
dengan berbagai suku tentu sedikit demi sedikit mengikis sifat-sifat merga itu
sendiri.
Jadi
sifat merga diatas hanyalah sebuah kesimpulan kecil dari sebuah penelitian yang
setiap saat bisa disaanggah dan diperdebatkan. Sekali lagi janganlah kesimpulan
diatas menjadi acuan kita untuk menilai sifat merga dan juga sifat seseorang.
Comments
Post a Comment